. . . selalu kamu,
yang mampu membuat pagi ini begitu berseri
yang menghantarkan senandung rindu
dalam alunan nada nada sunyi
ah kamu,
yang selalu membuat hari hariku mengharu biru
yang selalu muncul dalam doa doa sehabis shalatku
disela sela air mataku
mungkin kita gak akan bisa selalu bersama
mungkin takdir memang takkan pernah menyatukan kita
tapi kita toh gak pernah menyerah bukan?
membiarkan kicauan orang disekitar kita
mentertawakan tatapan penuh terka mereka
mengacuhkan bisik bisik pedas tentang kita
mengubur semua sangka dan melanjutkan cerita
kita akan bertahan kan sayang?
walau ada ragu
walau mereka berkata
kita berdua, ada, tidak untuk bersama
tapi gundahku pun surut, luluh lantak
terhapus menguap, hilang tak berjejak
renyah tawamu , hangat tatapmu
dan belaian kulitmu menyentuhku
selembut kecupan yang perlahan menyapaku,
sehalus rambutmu yang tertiup angin sore itu
secantik untaian kalung salib di leher indahmu
kita akan bertahan,
iya kan sayang?
yang mampu membuat pagi ini begitu berseri
yang menghantarkan senandung rindu
dalam alunan nada nada sunyi
ah kamu,
yang selalu membuat hari hariku mengharu biru
yang selalu muncul dalam doa doa sehabis shalatku
disela sela air mataku
mungkin kita gak akan bisa selalu bersama
mungkin takdir memang takkan pernah menyatukan kita
tapi kita toh gak pernah menyerah bukan?
membiarkan kicauan orang disekitar kita
mentertawakan tatapan penuh terka mereka
mengacuhkan bisik bisik pedas tentang kita
mengubur semua sangka dan melanjutkan cerita
kita akan bertahan kan sayang?
walau ada ragu
walau mereka berkata
kita berdua, ada, tidak untuk bersama
tapi gundahku pun surut, luluh lantak
terhapus menguap, hilang tak berjejak
renyah tawamu , hangat tatapmu
dan belaian kulitmu menyentuhku
selembut kecupan yang perlahan menyapaku,
sehalus rambutmu yang tertiup angin sore itu
secantik untaian kalung salib di leher indahmu
kita akan bertahan,
iya kan sayang?